Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street loyo pada penutupan Selasa (16/5/2023). Pembahasan batas plafon utang AS yang genting dan lesunya perkiraan bisnis perusahaan Home Depot menjadi penyebab.
Dow Jones Industrial Average ditutup di bawah rata-rata 50 hari untuk pertama kalinya sejak 30 Maret. Indeks 30 saham turun 336,46 poin atau 1,01%, menjadi 33.012,14.
Sementara S&P 500 turun 0,64% menjadi https://5.61.57.251/ 4.109,90. Di sisi lain, Nasdaq Composite turun 0,18% menjadi 12.343,05.
Saham Home Depot sendiri, yang ada di indeks Dow Jones turun sebesar 2,15% setelah pengecer melaporkan pendapatan kuartalan yang mengecewakan. Penyebabnya karena tren konsumen menunda proyek perbaikan rumah.
Diketahui penjualan ritel April datang lebih lemah dari yang diharapkan, hanya naik 0,4% bulan lalu. Padahal kenaikan 0,8% yang diantisipasi oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
“Saham benar-benar diperdagangkan dalam kisaran 3800 hingga 4200 di S&P 500 sejak pertengahan November, dan kami agak terjebak di sana,” kata Bill Merz dari Manajemen Kekayaan U.S Bank, dikutip CNBC International.
“Saya pikir ini mencerminkan ketidakpastian yang dirasakan investor seputar apa yang akan terjadi di depan kebijakan. Bagaimana ekonomi akan merespons? Akankah konsumen dapat terus berbelanja selama periode ini, dan berapa lama itu bisa bertahan?,” tambahnya.
Investor pun cemas menunggu kemajuan negosiasi plafon utang. Senin, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menegaskan kembali bahwa AS menghadapi kemungkinan gagal bayar paling cepat 1 Juni, jika kesepakatan tidak tercapai antara Gedung Putih dan Kongres.
“Kegagalan akan membuka fondasi di mana sistem keuangan kita dibangun,” kata Yellen, dalam surat terbarunya.
“Sangat bisa dibayangkan bahwa kita akan melihat sejumlah pasar keuangan pecah, dengan kepanikan di seluruh dunia yang memicu margin call, run dan fire sales,” tegasnya.
Diketahui Selasa malam maktu setempat, Presiden AS Joe Biden bernegosiasi dengan pemimpin Kongres. Termasuk oposisi Ketua DPR Kevin McCarthy, R-Calif.
Biden sejauh ini menyatakan bahwa menaikkan plafon utang tidak dapat dinegosiasikan. McCarthy sendiri telah mendorong pembicaraan untuk pemotongan pengeluaran.