Tak Cuma Nikel, Hilirisasi 7 Komoditas Ini Efeknya Besar ke RI
Bank Indonesia (BI) mulai mendorong adanya program hilirisasi pangan di Indonesia. Tujuannya untuk menjadi katalisator pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, hingga bisa tumbuh 6,1% pada 2028.
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan, hilirisasi pangan ini mampu menyerap tenaga kerja yang sangat banyak bagi Indonesia, sebab sektor pertaniannya saja telah mampu menyerap 30% dari total tenaga kerja di Indonesia.
“Jadi ini penting dilakukan, sektor pertanian menyerap 30% dari tenaga kerja,” kata Aida dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Aida mengatakan, BI pun https://kas138.fyi/ telah mengidentifikasi tujuh komoditas pangan yang bisa berkontribusi besar bagi perekonomian jika dihilirisasi. Kriterianya adalah dapat menjaga inflasi, memiliki dampak pengganda besar, berdaya saing, dan bisa menyerap tenaga kerja.
Tujuh komoditas itu ialah beras, aneka cabai, bawang, ikan, kelapa sawit, rumput laut, hingga tebu. Untuk hilirisasi beras, aneka cabai, hingga bawang bisa menjadi alat pengendali inflasi, sedangkan sawit, rumput laut, hingga tebu bisa menjadi alat pendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kami sudah identifikasi ada tujuh komoditas dari mulai kita menjaga ketahanan pangan sampai kemudian kita akan kembangkan industri mamin, beras, aneka cabai, bawang perikanan, gula, CPO, dan kemudian adalah dari rumput laut. Jadi ini yang kita perlukan,” ucap Aida.
Proses hilirisasi tujuh komoditas itu harus diiringi juga dengan pengentasan faktor-faktor penghambatnya. Misalnya, di sektor pertanian, infrastruktur dan teknologinya masih terbatas pemanfaatannya.
Sedangkan faktor penghambat di sektor kelautan dan perikanan adalah 43% pelabuhan masih berlokasi di Pulau Jawa, dan armada penangkap ikan 90% nya adalah nelayan-nelayan kecil.
“Sehingga kita perlu pembiayaan nanti, untuk bisa meningkatkan hilirisasi pangan ini dan nanti tentu bagaimana kita bantu pemasarannya,” tutur Aida.